Saturday, January 25, 2014

Mengenal Kabupaten Asmat




Kabupaten Asmat merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Papua, Indonesia, Kabupaten yang baru berdiri tahun 2002 ini terletak pada koordinat: 40 - 70 Lintang Selatan, 1370 - 1410 Bujur Timur dengan luas wilayah 29.658 Km2. Kabupaten yang beribukota Agats ini terbagi atas tujuh distrik yaitu Agats, Atsy, Pantai Kasuari, Sawaerma, Suator, Akat dan Fayit.


Wilayah umum Kabupaten Asmat adalah dataran coklat lembek yang tertutup oleh jaring laba-laba sungai (rawa-rawa) dengan curah hujan  3000-4000 milimeter/tahun. Setiap hari juga pasang surut laut masuk kewilayah ini, sehingga menyebabkan permukaan tanahnya sangat lembek dan berlumpur. Jalan yang menghubungkan antar Distrik dibuat dari papan kayu yang dibangun di atas tanah sampai-sampai ada yang menyebutkan bahwa Asmat adalah Kota di atas papan. Cukup unik bukan.
Dikarenakan wilayahnya yang tertutupi oleh rawa-rawa maka transportasi yang umum digunakan adalah perahu lesung atau long boat. Ada 2 macam perahu yang biasa digunakan, yaitu perahu milik keluarga yang tidak terlalu besar dan memuat 2-5 orang dengan panjang 4-7 meter. Sedangkan perahu clan bisa memuat hingga 20 orang dengan panjang 10-20 meter.

Keunikan lain yang membuat Kabupaten Asmat terkenal adalah kerajinan ukiran kayunya. Bagi suku Asmat, ukiran kayu erat kaitannya dengan roh leluhur dan karenanya tidak semata-mata diangap sebagai karya seni. Banyak dari benda seni yang dibuat Suku Asmat adalah simbol perang, pengayauan, dan pemujaan kepada prajurit leluhur. Selama berabad-abad, suku Asmat yang berusaha memenuhi keinginan roh leluhur dengan menghasilkan karya seni luar biasa dalam bentuk perisai, kano, pahatan, dan drum.  



Setiap tahunnya pasti ada pagelaran seni yaitu Festival Budaya.  Dalam Festival budaya ini akan diramaikan pameran ukiran kayu khas Asmat. Seniman Asmat mampu membuat karya ukiran tanpa membuat gambar terlebih dahulu atau sketsa, tetapi langsung membuat bentuknya lewat imajinasi mereka masing-masing terhadap benda atau perisitiwa di sekeliling mereka.

Selain pameran ukiran kayu, Festival ini juga akan diramaikan oleh ratusan seniman yang akan unjuk keahlian  menenun, berperahu, menari, dan pertunjukan musik tradisional. Pada penutupan festival akan ada acara pelelangan karya seni Suku Asmat. Harga yang ditawarkan tidak main-main satu benda seni dapat memiliki harga puluhan hingga ratusan juta rupiah. Bagaimana, apakah anda tertarik untuk pergi kesana?

Sumber:  

wikipedia.org

kebudayaanindonesia.net


0 comments:

Post a Comment