Tuesday, January 28, 2014
RUU Atau RAA ???
Monday, January 27, 2014
Baku Tembak di Puncak Jaya, Satu OPM Berhasil Ditangkap
Saturday, January 25, 2014
Baku Tembak OPM Vs TNI/POLRI Kembali Terjadi di Puncak Jaya
Mulia (26/1) Minggu pagi situasi di Puncak Jaya kembali memanas, sejak dini hari sekira pukul 04.00 WIT terdengar suara letusan senjata api yang diduga kuat milik Gerakan Separatis Bersenjata (GSP) atau OPM yang terlibat baku tembak dengan anggota TNI/POLRI yang sedang melakukan Patroli keamanan, seperti dikabarkan vivanews.
"Beberapa hari terakhir bulan ini OPM yang biasanya tidak pernah turun gunung, sering sekali turun, akhirnya jika bertemu anggota TNI/POLRI terjadilah aksi baku tembak. Hal seperti inilah yang membuat masyarakat takut untuk keluar rumah." ucap Robert melalui pesan singkatnya.
Sementara itu pimpinan daerah yaitu Bupati, Wakil, Ketua DPRD dan Ketua Klasis tidak berada di tempat, kami sebagai masyarakat sangat bingung, dalam situasi seperti ini mengapa tidak ada keseriusan pemerintah daerah untuk menyelesaikan persoalan ini. Untung saja masih ada anggota TNI/POLRI yang sering kali melakukan patroli keamanan selama ini, tambahnya.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada informasi kelanjutan tentang baku tembak tersebut. Apakah ada korban atau tidak? kami masih menunggu informasi lebih lanjut dari pihak berwenang di Mulia. (PS)
Mengenal Kabupaten Asmat
Friday, January 24, 2014
Tiga Orang Gerombolan OPM Berhasil Diamankan TNI
OPM Kembali Berulah, Namun Tewas
Penembakan terjadi untuk kesekian kalinya di tanah Papua. Pada (23/1) sekira pukul 23.00 WIT terjadi penembakan terhadap warga sipil terjadi di ruas Jalan Timika–Mapurujaya, Kampung Kamoro Jaya Satuan Pemukiman I (SP-1), Mimika dan (24/1) sekira pukul 07.30 WIT juga terjadi baku tembak antara Pasukan Pengamanan TNI/POLRI dengan kelompok separatis bersenjata atau OPM di Kampung Yambi, Distrik Mulia, Puncak Jaya.
Saturday, January 18, 2014
Dua Anggota Kodim 1714/PJ Terkena Tembakan OPM
Papua Satu - Jayapura -Dua anggota Kodim Puncak Jaya yang terluka akibat serangan kelompok sipil bersenjata (KSB), Sabtu malam sekitar pukul 19.30 WIT, masih dirawat di sebuah rumah sakit di Mulia, ibu kota Kabupaten Puncak Jaya.
Keterangan yang dihimpun Antara mengungkapkan, kedua anggota TNI yakni Adi Purnomo dan Laode Armi, mengalami luka akibat serpihan peluru yang mengenai leher dan lengan mereka. Penembakan diduga dilakukan oleh KSB dari atas gunung yang terletak tidak jauh dari sebuah pos keamanan.
Saat KSB melakukan penembakan, kedua anggota TNI itu berada di luar pos sehingga terkena serpihan peluru, ungkap sumber Antara di Mulia, saat dihubungi melalui telepon selulernya.
Belum diperoleh penjelasan resmi dari pihak berwajib setempat terkait kasus penembakan tersebut.
Pos TNI AD di Papua diserang OPM, Dua Anggota Terluka
Pos Pengamanan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) di kota lama Mulia, Kabupaten Puncak Jaya, Papua, pada Sabtu malam sekitar pukul 19.30 WIT diserang kelompok sipil bersenjata (KSB) yang biasa disebut OPM mengakibatkan dua personel TNI AD terluka.
Saat ini kedua anggota personel TNI AD tersebut mendapat perawatan di Rumah Sakit (RS) Mulia. Seperti diberitakan Antaranews.com.
Tuesday, January 14, 2014
Aksi Demo yang Katanya "Damai" di Jayapura
sisa pembakaran ban pada aksi demo yg katanya damai di depan Uncen |
Aksi massa Senin (31/1) di Monumen Yos Sudarso (Taman Imbi) oleh sekelompok massa dari NFRPB, WPNCL, KNPB membawa bermacam-macam atribut yang dihiasi bendera bintang kejora dan lambang WPNCL yang jelas-jelas melanggar Undang-undang dan juga sangat menggangu aktivitas masyarakat Jayapura hingga mengakibatkan aktivitas masyarakat lumpuh, seperti diberitakan di majalahselangkah.com. Mengapa pihak Kepolisian menangkap dan meminta penjelasan dari koordinator demo ini, karena tidak memiliki ijin demo dari Kepolisian dan membawa atribut yang melanggar Undang-undang Nomor 9 Tahun 1998 tentang menyampaikan pendapat di muka umum.
Kegiatan serupa juga dilakukan sekelompok massa yang menamakan dirinya GEMPAR di depan pintu gerbang kampus Universitas Cenderawasih (Uncen) dan membawa atribut yang mengandung lambang-lambang terlarang seperti bintang kejora. Massa juga menutup pintu gerbang Uncen dan membakar ban di depannya yang membuat tidak ada aktivitas kampus pada hari itu (13/1) seperti dikatakan Ketua Umum BEM Uncen Paulus Numberi “aksi demo dan pemalangan akses pintu gerbang Kampus Uncen Baru ini sangat merugikan aktivitas dari seluruh mahasiswa/i yang ingin mengikuti kegiatan perkuliahan di Uncen”.
Satu lagi fakta tentang demo yang dilakukan KNPB di Expo Waena dan mengakibatkan satu masyarakat sipil meninggal dunia seperti diberitakan tabloidjubi.com. Pada saat kejadian, korban sedang melaksanakan pekerjaan sehari-harinya sebagai tukang ojek, namun tiba-tiba demonstran yang tidak terima karena dibubarkan menjadi brutal dan merusak semua fasilitas umum disekitarnya, mobil dan rumah warga pun tak lepas dari amuk para demonstran. Korban mengalami luka serius dibagian kepalanya, leher dan bagian paru-paru, akibat penganiayaan yang dilakukan massa KNPB, seperti diberitakan papuapos.com.
Itulah beberapa fakta bahwa kegiatan aksi demo yang katanya damai ini tak pernah diberikan ijin dari pihak Kepolisian karena sangat menggangu aktivitas masyarakat dan tidak ada keuntungan yang dapat diambil dari kejadian ini. Lalu mana aksi yang selalu diteriak-teriakan aksi damai atau demo damai apalah namanya namun berbuntut perusakkan dan mengganggu aktivitas masyarakat bahkan merenggut nyawa masyarakat sipil yang tak berdosa.(PS)
Monday, January 13, 2014
Demo Tak Berijin, Markus Haluk Digiring ke Mapolesta Jayapura
Kapolres Jayapura Kota AKBP Alfred Papare, mengatakan saat ini pihak Kepolisian masih memintai keterangan kepada Marus Haluk terkait dengan demonstrasi yang dilaksanakan tanpa seijin Polresta Jayapura.
Domonstrasi yang mereka lakukan sudah jelas tidak memiliki izin namun karena para demonstran tetap melaksanakan aksinya akhirnya kordinator demo Markus Haluk kami amankan untuk dimintai keterangan di Mapolresta Jayapura.
"Tidak benar kami menahan puluhan pendemo, melainkan hanya koordinatornya saja yakni Markus Haluk," jelas AKBP Papare.
Saat ini, penyidik sedang meminta keterangan dari koordinator demo, dan bila tidak terbukti maka pihaknya akan melepaskan yang bersangkutan, kata Kapolres Kota Jayapura AKBP Papare.
Ditambahkan juga, bahwa tolong masyarakat jangan terpancing isu-isu lewat sms yang tersebar bahwa pihak kami melakukan penangkapan terhadap puluhan demonstran, jika tidak percaya silahkan datang ke Mapolresta Jayapura, tambahnya. (PS)
Sunday, January 12, 2014
Kisah Mesra Melanesian Spearhead Group dan Indonesia
Thursday, January 09, 2014
Shootout TNI vs OPM in Timika, One Killed
The gun battle occurred when military forces to maintain security patrolling the area around the post, precisely in the area of East Levee Timika.
As a result of this shooting contact the OPM members were killed and one M16 type weapons were seized by military.
Until now, the news was revealed, there has been no official statement from the military command and the police about a complete chronology of events contact firing this afternoon. (PS)
Kontak TNI vs OPM di Timika, Satu Tewas
Ilustrasi "Kontak Tembak" |
Timika (9/1) – Sore tadi sekira pukul 18.00 WIT terjadi kontak tembak antara aparat TNI dengan kelompok Gerakan Separatis Bersenjata (GSP) yang lebih dikenal dengan sebutan OPM.
Kontak tembak ini terjadi saat aparat TNI melakukan patroli untuk menjaga keamanan wilayah sekitar pos, tepatnya di kawasan Tanggul Timur Timika.
Monday, January 06, 2014
Tukang Ojek di Papua, Tewas di Tempat Setelah di Tembak OPM
Rencana Evakuasi Korban Penembakan digagalkan OPM
Thursday, January 02, 2014
Tahun Baru Propaganda Baru
Timika (31/12) Akhir tahun 2013 dimanfaatkan oleh sekelompok orang yang menamakan dirinya Komite Nasional Papua Barat (KNPB) untuk melaksanakan peresmian Kantor Parlemen Rakyat Daerah (PRD) dan Komite Nasional Rakyat Papua Barat (KNPB) wilayah Mimika di jalan Kebun Siri Bendungan,Timika, Papua.
Berkedok sebagai ibadah syukuran lepas sambut tahun 2013 ke tahun 2014 sebagai upaya pengahasutan KNPB terhadap masyarakat Timika. Beberapa pendeta pun diundang untuk memimpin doa syukur tersebut, bukan untuk meresmikan kantor PRD dan KNPB.
Fakta dilapangan berdasarkan hasil dokumentasi foto yang kami dapat dari knpbnews.com terlihat sangat janggal. Beberapa kejanggalan tersebut yaitu Bangunan Kantor yg merupakan bagian samping sebuah gereja. Berikutnya adalah tiang bendera yang dibuat semi permanen pada sebuah kantor jelas tidak masuk akal.
Tidak hanya itu, fakta yang paling janggal terdapat pada spanduk dan foto yang dimuat. Pada spanduk memang dituliskan 31 Desember 2013, sedangkan foto tersebut diambil pada tanggal 7 Februari 2011. Suatu hal yang patut dipertanyakan kebenarannya.
Pertanyaannya, apakah benar peresmian kantor PRD dan KNPB tersebut benar-benar terjadi? Atau ada sesuatu yang direncanakan KNPB pada moment pergantian tahun 2014 ini?
Mari kita lebih jeli lagi dalam menyimpulkan sebuah pemberiataan di media maya, karena banyak terdapat propaganda yang terdapat di dalamnya. (PS)