Muhay Tabuni - Berawal dari masuknya modernisasi di tanah Papua yang merambat dan berkembang pasca pelaksanaan Pepera[1]
pada tahun 1969 tentunya diikuti juga perkembangan diberbagai bidang
seperti ekonomi, pembangunan, pemerintahan, sosial budaya, kesehatan dan
khususnya pendidikan. Namun kali ini kami akan mengulas tentang
pendidikan bagi para pemuda Papua yang merupakan penerus dan modal utama
bagi kelangsungan perkembangan serta kemajuan Papua. Menurut saya
secara pribadi, Pendidikan adalah hal atau sektor yang harus selalu
diutamakan dibandingkan bidang lainnya, dengan demikian maka
pengembangan selanjutnya akan lebih mudah dan cepat.
Di Papua sendiri sudah berdiri berbagai
fasilitas pendidikan baik dari tingkat PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini)
hingga perguruan tinggi yang kualitas dan kwantitasnya mampu bersaing di
tingkat Nasional bahkan Internasional. Hal ini tidak lain adalah salah
satu bentuk perhatian dan upaya pemerintah untuk mencerdaskan anak
bangsa terutama generasi muda Papua. Tidak hanya sampai disitu,
Pemerintah daerah Papua juga memberikan perlakuan khusus melalui program
Otonomi Khusus tahun 2001[2] dengan memberikan fasilitas
asrama khusus untuk para mahasiswa asal Papua yang mengejar pendidikan
tingkat lanjut (Universitas) di luar daerah Papua. Dengan demikian
diharapkan mereka mampu memberikan Kontribusi positif dan signifikan
saat mereka kembali ke tanah kelahiran, yaitu Papua.
Mengapa harus mengutamakan Pendidikan
Bagi saya pribadi, ilmu pengetahuan
merupakan hal yang sangat mendasar bagi setiap anak, terlebih lagi bagi
anak-anak asli Papua yang suatu saat nanti jelas akan menjadi
pribadi-pribadi yang akan membangun dan menjadikan Papua salah satu
daerah yang diunggulkan dan diperhitungkan di mata dunia. Ibaratkan anak
kecil yang saat ini masih belajar merangkak dan esok menjadi tulang
punggung dalam setiap sendi kehidupan orang tuanya, dari segi essential[3]
hal tersebut juga merupakan sirkulasi sosial kehidupan yang saling
memberikan hubungan timbal balik dan saling membutuhkan dan memberikan.
Dengan demikian pendidikan merupakan hal yang sangat mutlak dan mendasar yang harus dimiliki oleh setiap individu utamanya bagi Orang Asli Papua (OAP)
mulai dari anak-anak hingga dewasa, sehingga mereka bisa memberikan
pemikiran dan inovasi di berbagai bidang yang dinilai perlu dan segera
dicapai oleh pemerintah setempat. Karena seperti yang telah kita ketahui
bersama bahwa Papua ini milik kita semua, Papua adalah satu dan
satu-satunya. Sudah seharusnya kita berikan yang terbaik untuk kemajuan
dan kelangsungan masa depan Papua nantinya.
Ketika Mahasiswa Papua disalahgunakan
Miris dan Kecewa,..!!!
Kata itu yang timbul dalam benak saat
mengetahui kondisi segelintir mahasiswa Papua saat ini. Beberapa
Organisasi yang sengaja dibentuk oleh oknum intelektual politik yang
menyusup dan mengatasnamakan mahasiswa Papua, mengajak serta merekrut
mereka untuk bergabung tanpa menyadari maksud dan tujuan sebenarnya.
Ambillah contoh AMP (Aliansi Mahasiswa Papua) yang secara vokal
sering menyalahkan Pemerintah dan Aparat tanpa memberikan kontribusi
yang lugas maupun solusi yang relevan sebagai individu yang secara
notabene “Berpendidikan”. Secara keseluruhan visi misinya
berisikan Provokasi dan kecaman. Jelas hal demikian itu merupakan
cerminan yang tidak baik dalam dunia pendidikan Papua pada khususnya.
Namun saya masih berkeyakinan tidak semua mahasiswa Papua demikian
bahkan yang sudah bergabungpun saya yakin ada diantara mereka tidak tahu
apa-apa tentang organisasi tersebut.
Mengenai kebebasan berpendapat bagi
mahasiswa bahkan seluruh rakyat Indonesia sudah jelas, kita diberikan
ruang seluas-luasnya untuk memberikan aspirasi dan berpendapat, namun
harus diperhatikan terlebih dahulu tentang tingkat kepantasan dan
relevansinya.
Berbanding terbalik dengan tujuan dan
impian Papua untuk menjadikan generasi muda sebagai harapan baru yang
akan membawa kemajuan pesat untuk masa depan Papua yang gemilang.
Demikian pula Pemerintah Indonesia yang telah memberikan kebijaksanaan
Otsus dan berbagai fasilitas yang disediakan seakan-akan tidak
dipergunakan sebagaimana mestinya. Menurut Pengamat Pendidikan asal
Papua sekaligus sebagai Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak Yohana Susana Yembise mengatakan bahwa “Jikalaupun tak bisa
memberikan prestasi yang baik, tidak sepantasnya malah menjadi
provokator dan pemicu perpecahan di Indonesia” Tegasnya. Memang Benar, anak Papua diberikan ‘kekhususan’
dengan disediakannya berbagai fasilitas yang lebih daripada mahasiswa
lainnya namun bukan berarti mereka bisa bertindak semaunya, tapi
diharapkan dengan demikian mereka bisa merasakan perhatian pemerintah
pusat yang berharap besar pada setiap pemuda asal Papua agar bisa
membangun tanah Papua bersama.
AMP adalah topeng politik
Sejarah organisasi AMP pertama kali
dibentuk oleh mahasiswa asal Papua yang melanjutkan kuliah di pulau Jawa
yaitu di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), selanjutnya secara
organisasi dideklarasikan dan didirikan pada tanggal 30 Mei 1998 di Jl.
Guntur Kawi, Manggarai, Jakarta Selatan. Dengan diketuai oleh Denianus
Tari Wanimbo, dan Sekretaris Jenderal Hendrik Ronsumbre. Sejak saat itu
mereka semakin bebas bersepak terjang dan memprovokasi situasi yang ada
dengan selalu mengkait-kaitkan Pelanggaran didalamnya. Jelas tidak
mencerminkan etika edukatif[4] sedikitpun. Dari Platformnya[5] sendiri sudah menunjukkan bahwa aliansi mahasiswa ini mengandung unsur sara[6] dengan demikian aliansi tersebut termasuk Organisasi ilegal.
Seharusnya para mahasiswa Papua sadar
akan hal ini, sehingga tidak terpengaruh dan salah mengambil keputusan.
Lihat kembali tujuan untuk melanjutkan pendidikan itu adalah memperdalam
ilmu pengetahuan dan membuka wawasan lebih luas, sehingga mempermudah
kita dalam menggapai cita-cita. Sebagai Individu berpendidikan
seharusnya lebih tahu bahwa keputusan bersama adalah Mutlak. Papua
adalah bagian tak terpisahkan dari bingkai NKRI, dan sampai kapanpun
akan tetap seperti itu.
Meskipun tuntutan mereka selalu tidak
berdasar dan beralasan bahkan tidak logis, namun sebagai OAP saya
pribadi ingin mengajak mereka untuk kembali berfikir jernih. Masih ada
kesempatan sebelum terlanjur jauh di jalur yang salah.
0 comments:
Post a Comment