Papua Satu. Sebanyak 9 orang tokoh adat Papua menghadiri pelantikan Presiden Terpilih Joko Widodo dan Wakil Presiden Terpilih Jusuf Kalla di Gedung DPR/MPR. Mereka yang kebanyakan merupakan kepala suku itu mengaku sebagai relawan setia Jokowi.
"Kita ini tim relawan nasional. Kita kerja keras (memenangkan Jokowi-JK) makanya kita hadiri. Nggak dapat akomodasi dari Pemda, kami pakai biaya sendiri," ujar Kepala Suku Umum Perang Adat Jaya Wijaya, We Leologo, kepada detikcom di Gedung DPR/MPR, Senayan, Jakpus, Senin (20/10/2014).
Leologo dan rekan-rekannya berjuang untuk Jokowi karena melihat mantan Gubernur DKI Jakarta itu sebagai pilihan Tuhan sehingga mereka tak rela jika Jokowi dihujat, disalahkan, apalagi dihina-hina oleh pihak-pihak tertentu.
"Kami angkat Jokowi karena Beliau (bekerja) dengan hati nurani dan membuat kita bangga. Kalau Jokowi dikritik atau dicari-cari kesalahannya, lebih baik Papua merdeka. Jokowi pilihan Tuhan, tidak boleh (disalahkan)," kata Leologo.
"Kalau Jokowi disalah-salahkan, nanti Jakarta akan Tsunami. Sama seperti di Aceh karena (Jokowi) sudah dipilih oleh alam, Allah, dan adat. Ada tanda khusus di Jokowi. Saya lihat Jokowi langsung menggigil dan bulu kuduk berdiri," tambahnya.
Sementara itu Kepala suku Dominikus Mabel yang merupakan Ketua koordinator anak-anak pejuang Pegunungan Tengah mengaku Jokowi tulus berjuang untuk Papua. Untuk itulah para suku adat menjatuhkan pilihannya kepada suami Iriana itu.
"Kita di Papua selama ini disisihkann dan melihat Jokowi memperhatikan kita makanya kita pilih Beliau. Harapan kita ingin Pak Jokowi bisa lebih memperhatikan kita karena selama ini kita pakai uang sendiri untuk semuanya. Kami mohon difasilitasi. Semua orang tahunya kita dikasih (dana) Pemda, padahal tidak," jelas Dominikus.
Dari 9 tokoh adat Papua yang hadir di Gedung MPR/DPR di antaranya adalah tokoh adat Pegunungan Tengah Veronika , tokoh adat calon Kab Okika Petronela Geai, dan Kepala suku adat Jaya Wijaya bagian Kesuburan Haligiok Mabel yang mengenakan topi tanda kepala suku. Selain itu juga Dominikus Mabel dan kepala suku besar Papua Tengah Daminaus Degri. Mereka mengaku datang menggunakan pesawat dan menginap di hotel dengan menggunakan biaya sendiri. [detik.com]