Banyak cerita sejarah yang terdapat di tanah Jayapura, salah satunya adalah dengan dibangunnya monumen tugu Pepera. Pembangunan monumen ini dibuat untuk memperingati deklarasinya rakyat Papua dan khususnya Kabupaten Jayapura itu sendiri dalam hal bergabung di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Bangunan ini menyimpan banyak cerita sejarah tentang rakyat di Jayapura dan juga selalu menjadi tujuan utama bagi setiap wisatawan yang datang ke bumi Papua.
Wisata Dan Sejarah Singkat
Bangunan monumen tugu Pepera ini tidaklah terlalu besar, namun jika dilihat secara lebih dekat, banyak keunikan yang bisa anda temukan. Monumen ini dikelilingi oleh pagar yang terbuat dari besi, di cat berwarna putih dengan beberapa tiang yang terbuat dari semen sebagai penyambung antar pagar.
Tiang ini memiliki ukiran yang sangat khas, yaitu bermotif ukiran Tifa. Ukiran ini memiliki makna besar yang berarti “Berasal Dari Satu Suku Besar”. Di dalamnya terdapat sebuah penanda yang bertuliskan “MONUMEN TUGU PEPERA” dan di belakangnya terdapat beberapa anak tangga kecil untuk menuju ke dinding yang bergambar peta wilayah Republik Indonesia dengan latar yang di cat berwarna merah putih.
Pada bagian sisi dindingnya pun diberi ukiran yang sangat khas dengan suku Papua. Di bawah peta terdapat sebuah tulisan yang menjelaskan tentang sejarah Tugu Pepera ini. Pada bagian depan peta terdapat beberapa tiang yang berdiri tegak berjejer dengan bentuk sangat sangat khas.
Tiang ini terdiri dari lima buah di sebelah kanan dan lima buah di sebelah kiri. Pada setiap ujung tiang memiliki sisi yang meruncing dengan beberapa ukiran pula di badannya.
Menurut sejarahnya, monumen ini dibangun untuk memperingati deklarasinya Penentuan Pendapat Rakyat atau biasa di singkat PEPERA pada tahun 1969. Setelah PBB memutuskan bahwa Papua milik Indonesia, saat itu rakyat papua diberikan kebebasan untuk menentukan diri dalam hal bergabung di NKRI. Kebebasan berpendapat ini dilakukan dengan cara pemungutan suara yang dilaksanakan dari Merauke sampai ke Jayapura.
Sebelumnya pernah terjadi pertikaian antara pemerintah Indonesia dengan Belanda dalam memperebutkan Tanah Papua ini. Pemerintah Indonesia terus berusaha menegaskan dan mengupayakan Papua untuk masuk dalam wilayah NKRI baik melalui cara diplomatik maupun cara militer.
Sampai akhirnya pada tanggal 15 Agustus tahun 1962, PBB memutuskan untuk menyerahkan Papua kepada Pemerintah Indonesia. Hal ini ditegaskan dengan di tandatanganinya perjanjian antara Indonesia-Belanda.
Perjanjian ini dikenal dengan nama perjanjian NewYork, karena penandatanganan perjanjian kedua belah pihak dilakukan di Markas Besar PBB yang berada di NewYork.
Terdapat beberapa poin dari isi perjanjian NewYork ini yang harus dilaksanakan. Salah satunya adalah memberikan kesempatan kepada rakyat Irian Barat untuk menentukan pendapat mereka dalam hal ingin tetap berada di wilayah NKRI atau ingin memisahkan diri dari NKRI.
Maka dari itulah pada tahun 1969 akhirnya dilaksanakan Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) di Papua. Pelaksanaan pepera ini sendiri melewati beberapa tahapan.
Tahap pertama yaitu mengkonsultasikan tata cara penyelenggaraan Pepera kepada Dewan-Dewan di Kabupaten Jayapura pada tanggal 24 Maret 1969. Tahap kedua yaitu pemilihan Dewan Musyawarah Pepera.
Pemilihan ini berakhir sampai bulan Juni 1969. Tahap ketiga yaitu dilaksanakannya Pepera pada tanggal 4 Agustus 1969 yang dilakukan mulai dari Kabupaten Merauke sampai ke Kabupaten Jayapura.
Berdasarkan hasil Pepera ini, didapat bahwa rakyat Papua akan tetap berada dalam wilayah NKRI dan untuk memperingatinya maka dibangunlah monumen tugu Pepera di dua tempat, yaitu di Kabupaten Merauke dan di Kabupaten Jayapura.
0 comments:
Post a Comment