Papua Satu. Dua kelompok warga Komplek Jayanti, Kampung Mimika Gunung, Distrik
Kuala Kencana, Mimika yang terlibat sengketa lahan di sekitar Kali
Iwaka, kembali terlibat bentrok, Selasa (10/6/2014) sore.
Bentrokan dipicu serangan mendadak usai mereka "buang suara" dengan ratusan warga pengantar jenazah Dim Murib, ke Kompleks Jayanti. Akibatnya, seorang anggota kelompok Benyamin Hanou terkena panah di punggung. Itu terjadi saat prosesi pembakaran jenazah Bernardinus Yamang. Hal itu kontan memicu bentrok terbuka.
Personel Kepolisian Resor Mimika dibantu Satu Regu Brimob Detasemen B Timika yang melakukan penjagaan di antara pemukiman dua kelompok bertikai langsung berusaha melerai. Anggota Brimob beberapa kali melepaskan tembakan peluru hampa, serta berusaha menghalaumassadengan mobil baracuda dan menyemprotkan air.
Bentrok terbuka tidak berlangsung lama. Ratusan orang dari kedua kelompok langsung mundur untuk melanjutkan prosesi bakar jenazah. Hingga selesai proses pembakaran jenazah, situasi tetap tenang, walau beberapa kali kedua kelompok saling meneriakkan tantangan.
Saat hujan turun,massakemudian mundur, walau masih berkerumun secara berkelompok, dan bersiaga dengan senjata tajam.
Sebelumnya, Senin (9/6/2014) kemarin, telah terjadi dua kali aksi pembunuhan yang dilakukan oleh sekelompok orang tak dikenal yang menimpa Bernadinus Yamang di Kelurahan Harapan, Kwamki Narama. Juga terjadi pembunuhan atas Dim Murib.
Peristiwa itu terjadi di Jalan Sosial, Gorong-Gorong, ujung Bandara Mozes Kilangin Timika. Dua korban pembunuhan tersebut diklaim oleh dua kelompok bertikai di Kompleks Jayanti sebagai korban pertikaian.
Jenazah Dim Murib diklaim sebagai bagian dari Kelompok Dani pimpinan Helmi Murib, sementara Bernardinus Yamang diklaim sebagai bagian dari kelompok Moni pimpinan Benyamin Hanou.
Pertikaian dua kelompok warga di Kompleks Jayanti akibat memperebutkan lahan di samping Kali Iwaka dan sudah berlangsung sejak akhir Januari lalu. Walau sudah berulangkali didamaikan, namun dua kelompok kembali bersitegang dan kembali terlibat bentrok.
Beberapa pekan terakhir, situasi sempat tenang pascakunjungan Gubernur Papua, Lukas Enembe didampingi Ketua DPR Papua, MRP, Pimpinan TNI-Polri Papua bersama sejumlah Bupati dari kabupaten yang berada di pegunungan tengah Papua. Mereka datang ke Timika untuk menyelesaikan pertikaian warga yang berdalih perang suku tersebut.
Belum adanya kejelasan penyelesaian sengketa lahan sehingga kedua kelompok warga yang bersikeras ingin menguasai lahan tersebut kembali bersitegang. [tribunnews.com]
Bentrokan dipicu serangan mendadak usai mereka "buang suara" dengan ratusan warga pengantar jenazah Dim Murib, ke Kompleks Jayanti. Akibatnya, seorang anggota kelompok Benyamin Hanou terkena panah di punggung. Itu terjadi saat prosesi pembakaran jenazah Bernardinus Yamang. Hal itu kontan memicu bentrok terbuka.
Personel Kepolisian Resor Mimika dibantu Satu Regu Brimob Detasemen B Timika yang melakukan penjagaan di antara pemukiman dua kelompok bertikai langsung berusaha melerai. Anggota Brimob beberapa kali melepaskan tembakan peluru hampa, serta berusaha menghalaumassadengan mobil baracuda dan menyemprotkan air.
Bentrok terbuka tidak berlangsung lama. Ratusan orang dari kedua kelompok langsung mundur untuk melanjutkan prosesi bakar jenazah. Hingga selesai proses pembakaran jenazah, situasi tetap tenang, walau beberapa kali kedua kelompok saling meneriakkan tantangan.
Saat hujan turun,massakemudian mundur, walau masih berkerumun secara berkelompok, dan bersiaga dengan senjata tajam.
Sebelumnya, Senin (9/6/2014) kemarin, telah terjadi dua kali aksi pembunuhan yang dilakukan oleh sekelompok orang tak dikenal yang menimpa Bernadinus Yamang di Kelurahan Harapan, Kwamki Narama. Juga terjadi pembunuhan atas Dim Murib.
Peristiwa itu terjadi di Jalan Sosial, Gorong-Gorong, ujung Bandara Mozes Kilangin Timika. Dua korban pembunuhan tersebut diklaim oleh dua kelompok bertikai di Kompleks Jayanti sebagai korban pertikaian.
Jenazah Dim Murib diklaim sebagai bagian dari Kelompok Dani pimpinan Helmi Murib, sementara Bernardinus Yamang diklaim sebagai bagian dari kelompok Moni pimpinan Benyamin Hanou.
Pertikaian dua kelompok warga di Kompleks Jayanti akibat memperebutkan lahan di samping Kali Iwaka dan sudah berlangsung sejak akhir Januari lalu. Walau sudah berulangkali didamaikan, namun dua kelompok kembali bersitegang dan kembali terlibat bentrok.
Beberapa pekan terakhir, situasi sempat tenang pascakunjungan Gubernur Papua, Lukas Enembe didampingi Ketua DPR Papua, MRP, Pimpinan TNI-Polri Papua bersama sejumlah Bupati dari kabupaten yang berada di pegunungan tengah Papua. Mereka datang ke Timika untuk menyelesaikan pertikaian warga yang berdalih perang suku tersebut.
Belum adanya kejelasan penyelesaian sengketa lahan sehingga kedua kelompok warga yang bersikeras ingin menguasai lahan tersebut kembali bersitegang. [tribunnews.com]