Sunday, November 22, 2015

IJN: jurnalis asing baru tahu Papua aman

Ketua Indonesian Journalist Network (IJN) Papua-Papua Barat, Roberth Vanwi (kanan) bersama James, warga negara asal AS dalam sebuah acara di Papua
Papua Satu. Delapan jurnalis asing yang mengunjungi Kota Jayapura menyatakan baru tahu bahwa Papua aman, jauh dari kesan sebaliknya di luar negeri, kata Sekretaris Indonesian Journalist Network (IJN) Jorsul Sattuan.
“Intinya mereka kaget, karena (ternyata) Papua aman. Jauh dari kesan (berdasarkan) informasi yang mereka terima di masing-masing negaranya,” kata Sekretaris IJN Papua dan Papua Barat, Jorsul Sattuan di Kota Jayapura, Selasa (17/11/2015) malam.
Terkesimaan delapan jurnalis asal negara-negara Asia Pasifik dan Afrika itu terungkap Selasa siang pada jamuan makan di Kota Jayapura bersama dengan kontributor atau wartawan anggota IJN atau Jaringan Jurnalis Indonesia Provinsi Papua dan Papua Barat.

Wartawan dari Vanuatu Daily Post mengaku heran dengan kehidupan di Kota Jayapura dan daerah lainnya di Papua yang tidak berlakukan jam malam seperti di negara Pasific Selatan.

Dalam acara tatap muka yang berlangsung hampir dua jam itu, Jorsul yang juga kontributor Tv One di Papua mengatakan bahwa delapan orang jurnalis negara-negara sahabat itu datang melalui Journalist Visit Program (JVP) Kementerian Luar Negeri.
“Mereka terlihat begitu tertarik dengan Kota Jayapura atau Papua pada umumnya setelah menerima informasi dari kami,” katanya.
Menurut dia, dalam pertemuan itu para wartawan asing juga menanyakan bagaimana dengan kebebasan pers dan liputan HAM di Papua, apakah masih mengalami tekanan dari para penguasa atau tidak.
“Termasuk mereka menanyakan tentang bagaimana mendapatkan informasi dari masyarakat di kampung-kampung jika terjadi suatu peristiwa. Kami jelaskan bahwa informasi itu kami dapat dari masyarakat, kemudian mengcroscek kepada pejabat berwenang, tentunya dalam membuat berita tetap gunakan kaidah jurnalistik, perimbangan berita,” katanya.
Ia juga mengatakan, wartawan bernama Royson Willie dari Vanuatu Daily Post mengaku heran dengan kehidupan di Kota Jayapura dan daerah lainnya di Papua yang tidak berlakukan jam malam seperti di negara Pasific Selatan.
“Dia heran, di sini tidak ada jam malam, hidup bebas beraktivitas 24 jam, tidak ada yang larang, kecuali berbuat onar atau kriminal pasti pihak polisi amankan untuk ditindak sesuai hukum,” katanya.
Para wartawan asing yang berkunjung ke Kota Jayapura itu berasal dari negara Asia Pasifik dan Afrika, yakni Timoci Tavaiviti Vula dari Fiji Sun negara Fiji, Royson Willie dari Vanuatu Daily Post negara Vanuatu, Alfred Solomon Sasoko dan Loji Mathias Avla dari Islands Sub negara Kepulauan Salomon.
Lalu, Elias Aweke Tedesse dari Focus Magazine negara Ethiopia, Rasoamaromaka Rejo dari Radio National Madagascar negara Madagaskar, Anthony Mochama Ontita dari The Standard negara Kenya dan Mashaka Bonifas Mgeta dari The Guardian negara Tanzania.
Para wartawan asing itu ke Jayapura sebagai peserta Journalist Visit Program (JVP) 2015 yang digelar oleh Kementerian Luar Negeri.
Kegiatan JVP itu merupakan rangkaian kegiatan Konferensi Tingkat Tinggi Asia dan Afrika yang telah dilaksanakan pada 22-23 April 2015.
Program JVP Asia Pasifik dan Afrika mulai sejak 8-18 November 2015 yang akan mengunjungi daerah-daerah di Indonesia antara lain Jakarta, Bekasi, Sukabumi, Bandung dan Jayapura. [ANTARA News]

0 comments:

Post a Comment